Sabtu, 28 Januari 2012

MANFAAT MIKORIZA DALAM PERTANIAN


Satu simbiosis yang paling menarik dari kehidupan tumbuhan ialah simbiosis mutualisme antara tumbuhan dan jamur. Simbiosis tersebut menghasilkan suatu sistem yang disebut mikoriza. Miko berarti jamur, sedangkan riza berarti akar. Simbiosis tersebut menguntungkan baik pada tumbuhan maupun jamur. Mikoriza dibagi menjadi dua jenis yaitu ektotropik dan endotropik. Bentuk ektotropik atau ectomikoriza hanya terdapat pada sedikit family tumbuhan seperti pinus (Pinaceae) dan beech (Fagaceae). Ektomikoriza memiliki morfologi pendek dan bercabang-cabang. Pertumbuhan mikoriza jenis ini terkonsentrasi pada ruang apoplastik atau interselular, membentuk suatu jaringan yang disebut Hartig net. Endomikoriza lebih umum ditemukan, terdapat pada hampir semua family pada angiosperma dan gymonsperma. Berlawanan dengan ektomikoriza, endomikoriza berkembang pada sel korteks.
Endomikoriza dibagi menjadi beberapa tipe, yang paling banyak ditemukan pada seluruh vegetasi ialah vesicular-arbuscular mycorrhiza (VAM). Hifa dari VAM tidak hanya tumbuh diantara sel korteks, tetapi juga tumbuh ke dalam sel korteks tersebut. Meskipun demikian hifa tersebut hanya sebatas di dinding sel, tidak menginvasi ke dalam protoplast. Struktur bercabang-cabang dari hifa disebut arbuscule yang berfungsi melipat gandakan luas permukaan sentuh antara hifa itu sendiri dengan sel inang. hal tersebut bermanfaat untuk meningkatkan transfer nutrient antara hifa dengan sel inang. Tak hanya sampai disitu, mikoriza juga membentuk vesikel ellipsoid antara hifa dengan sel inang untuk meningkatkan luas permukaan, sehingga pertukaran nutrient semakin efektif.
Kemampuan mikoriza dalam meningkatkan penyerapan nutrient didukung oleh pertumbuhannya yang meluas dan bercabang banyak. Kemampuan tersebut meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk menjangkau lebih banyak sumber mineral dan air. Efektivitas penyerapan mineral oleh tumbuhan bergantung pada sifat dari mineral itu sendiri. Mineral-mineral seperti nitrogen, yang mudah larut, dapat diserap dengan lebih baik dibanding fosfor, yang memiliki sifat tidak mudah larut. Aplikasi mikoriza sudah diterapkan secara luas, seperti introduksi tanaman baru ke lingkungan. Mikoriza membantu tanaman tersebut beradapatasi dengan lingkungan. Pada bidang pertanian, inokulasi mikoriza sudah diterapkan untuk mengatasi permasalahan kesuburan tanah.
Mikoriza merupakan salah satu dari jenis jamur. Jamur merupakan suatu alat yang dapat memantapkan struktur tanah. Menurut Hakim, dkk (1986). faktor-faktor yang terlibat dalam pembentukan struktur adalah organisme, seperti benang-benang jamur yang dapat mengikat satu partikel tanah dan partikel lainnya. Selain akibat dari perpanjangan dari hifa-hifa eksternal pada jamur mikoriza, sekresi dari senyawa-senyawa pilysakarida, asam organik dan lendir yang di produksi juga oleh hifa-hifa eksternal, akan mampu mengikat butir-butir primer/agregat mikro tanah menjadi butir sekunder/agregat makro. Agen organik ini sangat penting dalm menstabilkan agregat mikro dan melalui kekuatan perekat dan pengikatan oleh asam-asam dan hifa tadi akan membentuk agregat makro yang mantap (Subiksa, 2002).
 Pengujian lapangan ini dilakukan pada Sawah Padi Organik di Desa Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat dan masih berjalan hingga sekarang.  Pengamatan sementara, menunjukkan tanda-tanda yang positif pada tanaman padi organik yang diberikan Mikoriza dan Native, yaitu :
  1. Adaptasi tanaman menjadi lebih baik waktu pemindahan bibit dari pesemaian ke lahan sawah.
  2. Peningkatan jumlah anakan tanaman padi.
  3. Peningkatan luas permukaan akar.
  4. Peningkatan luas permukaan daun.
  5. Pembungaan, lebih cepat dari pada umumnya (mulai umur 45 hari).
  6. Ketahanan padi terhadap hama lebih baik.
(Kurnianto, M, 2011)
Dapat kita ketahui bersama bahwa Mikoriza memiliki manfaat yang benyak bagi tanaman baik tanaman pangan, perkebunan, pohon hutan dan bermanfaat juga dalam menjaga kestabilan agregat tanah. Mikoriza adalah alat yang dapat digunakan untuk menghadapi masalah –masalah dalam pertanian khususnya dalam bidang penyerapan unsur hara oleh tanaman ataupun sebagi organisme antagonis terhadap organisme penyebab penyakit (patogen). Karena manfaatnya ini merupakan prospek atau peluang dimasa kini dan masa mendatang karena mikoriza tidak disemua tempat ada. Pembiakan masal mikoriza kemudian dikemas sedemikian rupa sehingga menarik para konsumen khususnya petani akan mengasilkan income yang cukup besar bagi pengusaha yang mengusahakan dan memiliki tekni yang baik dalam pembiakan mikoriza.

Dengan adanya mikoriza akan meningkatkan kemampuan menyerap unsur hara oleh tanaman sehingga pemupukan oleh petani akan lebih efisien dan petani dapat lebih menekan biaya produksi khusunya dalam pembelian pupuk. Namun sayangnya masih banyak petani Indonesia yang belum mengetahui tentang keberadaan mikoriza terutama petani-petani tradisional. Oleh sebab itu penting sekali diadakan penyuluhan kepada para petani di desa untuk mengenal dan mengetahui begitu besar manfaat mikoriza dibidang pertanian. Dengan pemahaman para petani desa mungkin akan membantu dalam menigkatkan hasil panen. Dengan adanya mikoriza petani dapat efisien dalam pemberian pupuk apalagi akhir-akhir ini petani sulit untuk mendapatkan pupuk.

Mikoriza sangat penting dalam budidaya tanaman karena manfaatnya yang banyak dan perlu adanya usaha untuk mengembangkan Mikoriza agar mudah di gunakan oleh para petani di Indonesia.

Sumber
Anonima.2011. Aplikasi Mikoriza di Sawah Organik.. http://mundirun.wordpress.com. Di akses 29 Oktober 2011
Anonimb.2011. Mikoriza. http://ed.wikipedia.com. Di akses 29 Oktober 2011
Hakim, Nurhajati., M. Yusuf Nyakpa, A.M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Rusdi Saul, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung
Erdy, dkk. 2007. Aplikasi mikoriza untuk meningkatkan kegiatan rehabilitasi
Hutan dan lahan terdegradasi. http://www.dephut.go.id/files/Erdy.pdf. Di akses 29 Oktober 2011.