Selasa, 03 April 2012

PENDAHULUAN ZEOLIT





I.                   PENDAHULUAN


A.                Latar Belakang
Pertanian yang berkelanjutan merupakanhasil dari pengelolaan sumberdaya pertanian yang berhasil guna memenuhi kebutuhan hidup manusia, dan juga mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan dan konservasi sumberdaya alam (Foth, 1989). Salah satu prinsip penting dalam mencapai sistem pertanian berkelanjutan ini adalah menekan sekecil mungkin kehilangan unsur hara dari agroekosistem akibat pencucian unsur hara dan panen.

Kehilangan unsur hara dalam agroekosistem pasti terjadi dan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan pemupukan. Secara umum manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara dan memperbaiki tingkat keasaman tanah (Sigit, 2001).

Namun masalah pupuk kini tidak dapat dielakkan. Masalah pupuk banyak dirasakan oleh para petani selain harganya yang mahal pasca pencabutan subsidi untuk pupuk ditamabah lagi keberadaannya yang mulai langka. Masalah kelangkaan dan tingginya harga pupuk membuat kegiatan usaha tani menjadi terhambat dan membuat petani menjadi lebih sulit.

Saat ini alternatif yang paling bijak adalah pemupukan dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik yaitu pupuk yang berasal dari mahluk hidup yang telah mati seperti serasah, jerami padi  atau dari limbah-limbah organik.

Limbah organik, adalah bahan organik yang terbuang dari suatu kegiatan manusia maupun proses alam, dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomis. Limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan banyak kerugian salah satunya mencemari lingkungan. Usaha untuk meningkatkan nilai ekonomi limbah organik tersebut, ialah dengan memanfaatkan menjadi pupuk organik (Budiono, 2003). Salah satu limbah organik adalah limbah cair tahu.

Limbah cair tahu didefinisikan sebagai air sisa penggumpalan tahu yang dihasilkan selama proses pembuatan tahu (Lestari, 1994). Pada limbah cair tahu masih banyak mengandung unsur C, H, N, O, S, P, K sehingga dapat memberi manfaat sebagai pupuk bagi tanaman. Namun unsur tersebut belum tersedia sepenuhnya bagi tanaman, selain itu pH dari limbah cair tahu berkisar 3-4 yang membuat tidak baik untuk langsung diaplikasikan langsung ke tanaman.

Untuk meningkatkan pH dan membantu pelepasan unsur hara salah satunya menggunkan zeolit. Zeolit merupakan kelompok mineral tektosilikat yang mengandung hidrat. Sifat kimia yang penting dari zeolit ini adalah kemampuan untuk menjerap molekul, menukar ion, dan menjadi katalis (Saputra, 2006). Selain itu manfaat zeolit mampu menangkap NH4+ sehingga tidak mudah tercuci atau hilang, serta meningkatkan kapasitas tukar kation.

Keunggulan dari pemberian zeolit ini diharapkan mampu meningkatkan pelepasan unsur hara dari limbah cair tahu. Hal ini juga merupakan upaya pemanfaatan sumberdaya alam lokal yang dapat digunakan secara optimal dalam pertanian.
B.                 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui perbandingan terbaik antara zeolit dengan limbah cair tahu dalam pelepasan unsur hara N P K.
2.      Untuk mengetahui lama inkubasi terbaik antara zeolit dengan limbah cair tahu dalam pelepasan unsur hara N P K.

C.                Kerangka Pemikiran

D.                Hipotesis
1.      Ada perbandingan terbaik antara limbah cair tahu dengan zeolit dalam pelepasan unsur hara N P K dari limbah cair tahu.
2.      Terdapat waktu inkubasi yang paling baik dalam pelepasan unsur hara N P K.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar